Skip to main content

BISAKAH AKU SPT MEREKA?

Kembali menghabiskan masa di tanah air, corak carik kisah politik sudah muak mauku ambil pusing. Lebih menarik perhatianku, perjuangan yang tiada penghujungnya, perjuangan yang didokong oleh insan-insan disekelilingku. Perjuang Sunnah Rasulullah. Ya, bukan mudah, mendokong misi mengembalikan Islam seperti hari diturunkan. Sadis meruntun jiwa melihat korupsi agama oleh sesetengah pihak sekalipun pihak yang mengelarkan diri mereka golongan agama. Rosak robek kepercayaanku mendengarkan kisah-kisah orang tinggi agama menjaja fatwa untuk puaskan yang memegang takhta. Ah, andai dunia menyaksikan rahsia yg tersimpan pasti mereka kecut bak sekeping papan.

Namun, harapan tetap bersinar. Bahkan semakin hari semakin terang. Perjuangan sunnah di tanah air diribut sokongan yang menguja, Serata IPTA dan IPTS tempatan punya pendokong yang setia. Maha suci Tuhan yang berkuasa, sungguh, perjuangan ini di bawah lembayung rahmatNya. Aku kagum, sungguh kagum, rata-rata mereka muda-muda, tetapi ilmu dan usaha menguja jiwa. Saban aku merasa sungguh kerdil, keringat tak ku berjasa, usaha tak pula seberapa, ilmu pun tak setinggi mana, oh Tuhan, ingin aku seperti mereka.

Entah bagaimana, aku tak punya kelompok yang sama. Bukan mempertikaikan bi'ah yang sedia ada. MashaAllah, mereka semua baik-baik belaka. Sayangnya, cara dan gaya tidak serupa. Niat memang sempurna, namun ini perkara agama, hati dan tubuh harus seiring patuh. Sungguh aku tidak tahu bagaimana, sedang manusia itu sering lupa, oh tuhan, andai mereka mengerti. Siapa aku untuk berbicara tentang perjuangan ini, namun aku punya persepsi tersendiri, aku melihat ketaksuban kumpulan menjadikan manusia hilang pedoman. Maka aku bimbang, bimbang akan teman-teman yang ku sayang jika jalan yang mereka bilang terang menjadikan mereka hilang. Oh, tuhan...terangilah....

Seperti yang aku bicara...sungguh, mereka yang di IPT tempatan sungguh-sungguhan mendokong perjuangan sunnah ini. Sekali lagi, aku yang di IPT luar negara merasa kerdil dan terpencil, sekalipun perkumpulanan agama ada, usaha dan tekadnya tidak sama. Apa yag disampaikan berbeza. Kejelasan fakta dan keluasan pemikiran jauh berbeza hinggakan aku tertawa sendiri, bagaimana yang diluar negara bila tiba isu agama lebih jumud pemikirannya. Sunguh, aku tidak mengata sesiapa, sekadar pandangan peribadi bahkan mungkin aku termasuk jua.

Ingin aku seperti mereka, turut sama memperjuangan agama, megembalikan wajahnya seperti hari diturunkan. Namun bisakah aku?

Comments

Popular posts from this blog

Transition

Sometimes I wonder if I would still blog after I go back for good since it always turns out that I don’t really blog whenever I return to Malaysia. I’m back in Melbourne again. Despite everything I said about this place. I'm always thankful that I’m studying here. 8 hours is long enough, can’t imagine going further. Let alone going back during a short winter break like I just did. Haha… However, regardless how good Melbourne is, coming back here is never easy. It is not the place, it’s the transition. Travelling is tiring. Yes, like yesterday, I had to take two flights, one from Penang to KL, then KL to Melb, it is a lot more tiring for someone like me who could barely sleep in a plane. That’s why I enjoy traveling during the day and taking a window seat. I enjoy day dreaming while staring at those fluffy white clouds. Haha.. Weather change changes everything. I had never went back during winter before. So that was my first time experiencing an abrupt change from a...

Willful Ignorance

I was too busy with architecture for the last few weeks.. . haven’t really got a chance to get my head around what’s going on in the world, especially back home in Malaysia. I felt detached from reality. I felt like I was living in ignorance. I felt guilty. Therefore, since I finished my final presentation yesterday (still got 2 submissions coming though)… Today, I decided to take a day off from architecture. I went out for a good lunch with a friend, had some retail therapy… and came back, get on the internet and try to update myself with some of the current issues. I read. I read. I read and I read. As a result. I feel sick. And I still feel guilty, way worse… I feel guilty and hopeless for knowing things I could never really do anything about. I know... I know...I know I’m a little behind. But I still need to put more efforts in understanding the following issues, I’m feeling lost and mentally constipated just by reading one or two news/articles/blogposts about them. 1. ...

Kerja Tak Siap Lagi!

I guess one of the real problem with Malaysian Architecture is it lacks of publication even on the internet. I have been browsing for Malaysian architecture these few days and surprisingly I found that there are many amazingly great projects back home. I stumbled upon many photos of interesting designs that I wish I could dig further for my assignment. But it is frustrating that how brief most of the information is. I also wonder if having a website is such a big deal (expensive, is it?) since not many firms have a website, let alone a good one. Some websites I have to say are not inviting at all. Many use dark/navy blue as the primary color, why is it? I don’t hate blue, but it’s not tasty at all as an architecture website… I also found some real good architects who keep blogs, but the problem with a blog is, it depends on the updates. Therefore, even if it is a current project (since some projects run for years), but if the post was 7 months ago, the blog seems abandoned. Besides, it...