Skip to main content

Rapik Si Anak Deka

Bismillah...
31 0gos... mana mungkin anak deka senyap sahaja... :)

Merdeka.
(merdéka) bebas (drpd penjajahan, kurungan, naungan, dll), lepas (drpd tebusan, tuntutan), berdiri sendiri, tidak bergantung pd yg lain: Malaysia ialah sebuah negara yg ~ dan berdaulat; besok ia jadi seorang awam yg ~ dan tidak lagi menjadi perajurit yg dikongkong oleh undang-undang dan di-siplin; ~ ayam bebas sama sekali (boleh me­lakukan sesuatu sekehendak hati); akhbar ~ akhbar yg tidak terikat pd mana-mana parti politik; memerdekakan memberi kebebasan mele­paskan drpd penjajahan (kurungan dll), mem­bebaskan: India telah dimerdekakan pd bulan Ogos 1947; bagaimana dia boleh ~ dirinya drpd kapitalis-kapitalis kecil itu? kemerdekaan perihal merdeka (bebas), ke­bebasan: kita telah berjaya mencapai ~ pd 31 Ogos 1957; pemerdekaan perihal (perbuatan, usaha dsb) memerdekakan, pembebasan; pemerdeka orang dll yg membebaskan drpd penjajahan (kurungan dll). (Kamus Dewan Edisi ke-Empat)

Retorik.
"Merdekakah kita?" "minda masih terjajah""bangsa jadi murah"
Ya..ya.. kita bertanya.. minda-minda yangs sedar bertanya tentang sejauh mana kita merdeka.. tentang teruna dara yg masih dijajah minda... gaya hidup yg menyundal agama dan budaya, mabuk kuasa yg meracun politik negara.. ya.. ya... kita bertanya... semua bertanya.. siapa menjawabnya? terlalu kerap ditanya terlalu kerap dihina.. balik-balik teriak sana teriak sini.. mana jawabnya? mana....?


Jawab.
Anak Deka tak punya jawab.. Anak Deka juga bertanya...

Tetapi....
Jangan nafi keringat bapa kita. Jangan nafi hakikatnya... Kita adalah bangsa dan negara merdeka. Jangan nafi sebuah kemerdekaan yang sekali apapun tohmahan..sekali apapun keadaan.. kita adalah merdeka. Ada bisik-bisik di hujung sana kata Anak Deka mabuk dalam lena.. dibuai angin merdeka yg maya.. Anak Deka buta mata.. tidak melihat sedalamnya.. Kita masih terjajah..masih rendah.. masih diserang pemikirannya.... Teman.. JANGAN NAFI KITA MERDEKA! Siapa nafi? Ya..ya.. Anak Deka cuma berpesan... sekadar berpesan...

Matang.
Kita itu harus sedar kondisi untuk bertindak secara langsung dengan situasi... Kita ini sudah merdeka. Adapun masih ada yang merasakan ada unsur-unsur yang masih terjajah, maka kita harus bertindak seperti org merdeka yang menuntut haknya yang dijajah. Bukan hamba penjajahan. Maksudku... Meletakkan diri sebagai orang yang punya daya.. Bukan mangsa yang lemah dan hina. Kita tahu merdeka kita ada kurangnya. Ada capik robek kerana alpa daripada maksud sebenarnya.. maka guna harga jiwa yang merdeka itu untuk membebaskan yang lain.. Jika kamu orang merdeka... bertindak seperti orang merdeka... ini isu mentaliti.. Isu sedar diri... Kelakuan.. pemikiran.. harus..harus..harus spt orang merdeka... harus.. harus.. harus... matang...

Percuma.
Barang percuma orang tidak hargai. barang percuma orang pandang sepi. Masalah kita.. kita dapat merdeka percuma.. Celik mata.. sudah merdeka... yang berjuang.. bapa kepada bapa kepada bapa kepada bapa....Teman... Ada wira yang nafasnya masih setia. Ada luka yang masih terasa kebasnya. Mana yang percuma. Galang gantinya keringat dan darah.. sabar dan tawakal.. Bapa-bapa kita bergolok gadai untuk sehela nafas yg bebas.. dan dengan izin tuhan kita bersenangan... Mata yang tidak menyaksikan jangan dijadikan alasan.. hati itu mampu menjelajah zaman.. melihat pada erti sebuah perjuangan.. menghargai dan memaknai...

Anak Merdeka.
Kita ini anak merdeka. Berkelakuanlah seperti orang merdeka.


Hamba.
Sungguh.. sebenarnya ruh merdeka itu wujud sebelum 31 Ogos 1987 lagi. Ingatlah sewaktu Rubi' bin Umair berkata kepada Rustam panglima Parsi apabila ditanyakan tujuan kedatngannya.. jawab beliau"Kami datang utk membebasakan manusia dari penghambaan sesama manusia kepada penghambaan kepada Tuhan yang Esa".. Kita adalah Islam.. dan ramai antara nenek moyang yang berjuang adalah Islam sekalipun ramai yang tidak sempat mendengar jerit laung "merdeka".. dan seorang Islam itu adalah merdeka jiwanya melainkan hanya untuk Allah yang Esa... Maka teman... rasailah kemerdekaan yang kita punya.. rasailah.. hayatilah.. maknailah...

Positif.
Terlalu banyak sudah kita memandang bimbang. Bukan minta bersenang.. terlalu selesa menjadikan kita lupa.. memakan diri dan harga merdeka juga kelaknya... cumanya.. Kita harus punya harap... Memang.. memang harus kritikal.. tetapi harus juga optimistik... jangan asyik menjatuhkan maruah yg masih ada... rasakan wujudnya sebuha harapa.. untuk menjulang sebuah kemerdekaan..


Maka.
Kita orang merdeka. Berkelakuanlah seperti orang merdeka.

Salam penuh rasa merdeka.. dari si Anak Deka a.k.a Kiambang

Comments

Ariff Arifin said…
semakin suka menulis begini nampaknya.
Anonymous said…
thanks areleez..

owh.. ya, rasa senang tulis begitu :)

Popular posts from this blog

Transition

Sometimes I wonder if I would still blog after I go back for good since it always turns out that I don’t really blog whenever I return to Malaysia. I’m back in Melbourne again. Despite everything I said about this place. I'm always thankful that I’m studying here. 8 hours is long enough, can’t imagine going further. Let alone going back during a short winter break like I just did. Haha… However, regardless how good Melbourne is, coming back here is never easy. It is not the place, it’s the transition. Travelling is tiring. Yes, like yesterday, I had to take two flights, one from Penang to KL, then KL to Melb, it is a lot more tiring for someone like me who could barely sleep in a plane. That’s why I enjoy traveling during the day and taking a window seat. I enjoy day dreaming while staring at those fluffy white clouds. Haha.. Weather change changes everything. I had never went back during winter before. So that was my first time experiencing an abrupt change from a...

Willful Ignorance

I was too busy with architecture for the last few weeks.. . haven’t really got a chance to get my head around what’s going on in the world, especially back home in Malaysia. I felt detached from reality. I felt like I was living in ignorance. I felt guilty. Therefore, since I finished my final presentation yesterday (still got 2 submissions coming though)… Today, I decided to take a day off from architecture. I went out for a good lunch with a friend, had some retail therapy… and came back, get on the internet and try to update myself with some of the current issues. I read. I read. I read and I read. As a result. I feel sick. And I still feel guilty, way worse… I feel guilty and hopeless for knowing things I could never really do anything about. I know... I know...I know I’m a little behind. But I still need to put more efforts in understanding the following issues, I’m feeling lost and mentally constipated just by reading one or two news/articles/blogposts about them. 1. ...

Kerja Tak Siap Lagi!

I guess one of the real problem with Malaysian Architecture is it lacks of publication even on the internet. I have been browsing for Malaysian architecture these few days and surprisingly I found that there are many amazingly great projects back home. I stumbled upon many photos of interesting designs that I wish I could dig further for my assignment. But it is frustrating that how brief most of the information is. I also wonder if having a website is such a big deal (expensive, is it?) since not many firms have a website, let alone a good one. Some websites I have to say are not inviting at all. Many use dark/navy blue as the primary color, why is it? I don’t hate blue, but it’s not tasty at all as an architecture website… I also found some real good architects who keep blogs, but the problem with a blog is, it depends on the updates. Therefore, even if it is a current project (since some projects run for years), but if the post was 7 months ago, the blog seems abandoned. Besides, it...