Skip to main content

merdeka+ramadhan

Aku anak deka... maksudku, aku anak merdeka..tidak mahu kubicarakan tentang dia, tidak ingin ku cerita tentang mereka..ini luahan hatiku, seorang anak deka, yang sedang, mahu, dan akan memerdekakan dirinya daripada belenggu segala bentuk penjajahan. Ramadhan dan merdeka, bukan sekadar secoret tarikh sebulan tempoh, hadirnya tidak sia-sia, keduanya punya makna, untuk diriku..seorang anak deka.

31 Ogos 2008, pada tahun ini jatuh sehari sebelum menjelangnya ramadhan. Aku tidak percaya pada kebetulan, namun ku yakin ini ketentuan tuhan, tertulis semenjak azali, sebelum aku wujud, sebelum buana ini wujud. Maka aku percaya, setiap sesuatu, itu ketentuan, dan setiap ketentuan, ada maknanya. Merdeka, aku anak muda yang tidak merasa perih perjuangan deminya. Aku anak muda yang tidak menyaksi tumpah darah nenda-nenda tercinta. Aku anak muda yang lahir dipeluk selesa didakap mewah harga merdeka. Aku anak muda yang tahunya cerita dahulu dari buku-buku dan coret-coret sejarah. Maka terkadang aku lupa dan ada perkara aku tidak tahu, bahkan tidak bisa mengerti. Namun seperkara, merdeka bukan sekadar jerit laung, pekik sorak 'merdeka'. Tidak pula hanya pada lagu dan baju mahupun lenggok tari yang tidak ku mengerti apa faedahnya dan merdeka bukan hanya pada 31 Ogos setiap tahun. bagiku, memaknakan merdeka bukan sekadar memperingati sejarah, tetapi menghayati kemerdekaan jiwa dan maruah.

Jiwa. Jiwa itu jangan dibiar lara. Bukan lara kerana sedih dan derita, tetapi lara dicemar anasir tak berguna. Jiwa jangan dibiar terjajah...jangan bilang merdeka kalau sekadar dilidah. kalau jiwa masih tunduk patuh pada tegarnya pengaruh penjajah, apa erti merdeka? Kalau segala kata mereka diakur patuh, segala pengaruh mereka dibiar merasuk, ini bukan merdeka? Jangan, jangan biar jiwa menjadi buta. Buta pada erti merdeka. Bukan tinggi kibar bendera yang diutama, tetapi tinggi maruah itu menjadi petanda. petanda, sejauh mana jiwa merdeka. Maruah itu harus dijaga, pada tingkah dan juga kata. Akhlak merdeka bukan sekadar tahu bersuka bergelak tawa, akhlak merdeka memaknakan hidup pada kaca mata berbeza. Maruah bukan pada terhormatnya bangsa tapi pada izzahnya jiwa dengan agama. Ya, itu bagiku...maruah dan jiwa. Itu bagiku, merdeka.

Ramadhan 1429. Debar hati usah dipersoal. Seperti kekasih yang lama dinanti, peluang bertemu sua sekali lagi begitu mengembirakan hati. Melonjak suka sukar dicerita, namun sebutir bimbang memberat rasa. Oh kekasih, sebulan andai usia ku punya, maka kita bakal bersama, bimbang ku bimbang..tak mampu ku perisi masa sebaiknya denganmu. Sesungguhnya, datangnya ramadhan turut membawa cerita merdeka. Cerita jiwa yang harus dimerdekakan. 11 bulan dibelenggu dan diburu nafsu, tiba masanya nafsu diburu ketaatan. Oh Ramadhan...

Taat. Kian lama kasih ku jauh, kian aku semakin lupa. terkadang tergugat setia terancam cinta. kini dengan hadirnya kekasih disisi, riang berlipat ganda, maka kukumpul segenap rasa kucerna menjadi sebuah ketaatan. Aduhai Pencipta, Yang mengerti ciptaanya. betapa jiwa mendamba kekuatan, maka pada setiap 12 bulan, sebulan ku terima motivasi percuma. Merdekalah wahai jiwa daripada cengkaman nafsu dan syaitan durjana. Namun, pastinya merdeka itu mahal harganya dan kekasihku ramadhan dengan izin tuhanku bakal menjadi teman kekuatan untuk ku teruskan perjuangan demi sebuah kemerdekaan.

Maka demi penciptaku yang memahami ciptaanya...dengan hadirnya kasihku disisi, beri aku sebuah kemerdekaan....

Comments

Popular posts from this blog

Transition

Sometimes I wonder if I would still blog after I go back for good since it always turns out that I don’t really blog whenever I return to Malaysia. I’m back in Melbourne again. Despite everything I said about this place. I'm always thankful that I’m studying here. 8 hours is long enough, can’t imagine going further. Let alone going back during a short winter break like I just did. Haha… However, regardless how good Melbourne is, coming back here is never easy. It is not the place, it’s the transition. Travelling is tiring. Yes, like yesterday, I had to take two flights, one from Penang to KL, then KL to Melb, it is a lot more tiring for someone like me who could barely sleep in a plane. That’s why I enjoy traveling during the day and taking a window seat. I enjoy day dreaming while staring at those fluffy white clouds. Haha.. Weather change changes everything. I had never went back during winter before. So that was my first time experiencing an abrupt change from a...

Willful Ignorance

I was too busy with architecture for the last few weeks.. . haven’t really got a chance to get my head around what’s going on in the world, especially back home in Malaysia. I felt detached from reality. I felt like I was living in ignorance. I felt guilty. Therefore, since I finished my final presentation yesterday (still got 2 submissions coming though)… Today, I decided to take a day off from architecture. I went out for a good lunch with a friend, had some retail therapy… and came back, get on the internet and try to update myself with some of the current issues. I read. I read. I read and I read. As a result. I feel sick. And I still feel guilty, way worse… I feel guilty and hopeless for knowing things I could never really do anything about. I know... I know...I know I’m a little behind. But I still need to put more efforts in understanding the following issues, I’m feeling lost and mentally constipated just by reading one or two news/articles/blogposts about them. 1. ...

Kerja Tak Siap Lagi!

I guess one of the real problem with Malaysian Architecture is it lacks of publication even on the internet. I have been browsing for Malaysian architecture these few days and surprisingly I found that there are many amazingly great projects back home. I stumbled upon many photos of interesting designs that I wish I could dig further for my assignment. But it is frustrating that how brief most of the information is. I also wonder if having a website is such a big deal (expensive, is it?) since not many firms have a website, let alone a good one. Some websites I have to say are not inviting at all. Many use dark/navy blue as the primary color, why is it? I don’t hate blue, but it’s not tasty at all as an architecture website… I also found some real good architects who keep blogs, but the problem with a blog is, it depends on the updates. Therefore, even if it is a current project (since some projects run for years), but if the post was 7 months ago, the blog seems abandoned. Besides, it...