Langit petang dan burung terbang pulang sarang... Matahari garang dan suara-suara girang... Pohon nyiur tunjang dan tanah lembab separa padang... Katil bujang dan radio usang... Wajah-wajah yang ku sayang... Sekala lagi, selamat tinggal itu bertandang... Resam anak dagang harus terbang...
Mana hati tidak sarat pabila harus diheret jauh dari damai nikmat nian... Kata org tua, alah bisa, tegal biasa... sungguh bagai dikata, namun apabila alahnya tentang berpisah... berkali sudah, hati tidak pernah biasa... Menatap redup wajah berkasih sang ibu, memaut rapat naungan cinta sang ayah... Mana hati tidak merasa payah... Tawa jenaka kekanda-kekanda yang tidak pernah reda... pasti merantai rindu, sarat terbelenggu....
Namun, untuk sebuah janji pada pertiwi... segenggam cita untuk hari muka... dan sejunjung kurnia dari yang Esa... Kan ku heret jua jasad dan jiwa... Untuk kesekian kalinya... tempat ini harus ku tinggalkan lagi...
Tersurat sudah perjalanan ini... lalu harus terus menerokai... lewat setiap langkah, mengharap adanya indah kesudahan menanti... kesudahan yang tak pasti sungguh harapan tidak pernah mati... bersilih ganti manusia menemani, ada yg menjadi kenalan, ada yang menjadi teman, ada yang menjadi intan... yang datang bersilih pulang, yang pergi kembalinya jarang... cuma, moga ada yang terpaut sayang, tidak pula menjadi hilang...
Bukan mudah menimbang rasa, antara pertiwi dan sanubari... Pada bintang jauh dan awan langit tujuh, sehembus rahsia disemadi... Moga pabila siraman hujan melalui... Tercurah penuh misteri hasrat itu ke bumi lalu butir hujan menyentuh hati yang mengerti...
Sekali lagi... aku harus pergi... cuma kali ini, biarlah putar masa itu lebih bererti kerana harap semakin sudah ku semi dan seraut hari esok sudah terintai oleh mata hati...
Sungguh, ku serahkan pada Ilahi... siapa dapat menduga, esoknya aku masih di bumi...
Comments